Jika
kita begitu benci pada seseorang, apalagi pada banyak orang, hingga itu membuat
kita begitu tersiksa seakan tak tertahankan, maka itu hakikatnya Tuhan sedang
menjewer kita. Sebuah panggilan dari Tuhan agar kita sadar, lalu hati kita
menghadap padaNya. Bukan pada mahklukNya.
Kebencian yang sampai membuat kita merasa tersiksa itu suatu bukti, bahwa
siapapun, tak kan ada yang bisa memuaskan hati kita selamanya. Apalagi membuat
hati kita benar benar tentram tanpa cacat. Hanya Tuhan yang bisa memenuhi semua
harapan kita seperti itu. Karena hanya Tuhanlah Dzat yang Maha Sempurna tanpa
cacat.
Begitu juga sebaliknya jika kita sangat dibenci oleh orang lain. Siapapun dia.
Apakah teman, tetangga, saudara, orang tua, suami, isteri maupun anak sendiri.
Itu juga bukti bahwa, siapapun, tak kan pernah selalu setuju, sejalan, dan suka
pada kita selamanya. Bahkan mereka yang dulu memuja-muja kita, bisa saja
berbalik membenci bahkan memusuhi kita setengah mati. Lalu kita jadi heran dan
tak habis pikir kenapa itu bisa terjadi.
Maka
itu juga isyarat tersembunyi dari Tuhan, agar kita sadar, bahwa Tuhanlah yang
selalu setia pada hambaNya. Dialah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang tanpa
batas. Bahkan Maha Setia.
Jika
kita sadar lalu hati kita kembali pada Tuhan, maka semua itu akan jadi berkah
untuk kita. Sebuah penyelamat dengan wajah terbalik. Kita jadi diselamatkan
dari sesuatu selain Tuhan. Kita diselamatkan dari tipu daya dunia. Kita jadi
pindah ke jalan yang lurus. Kita akan disukai oleh Tuhan. Karena memang itulah
yang dikehendaki Tuhan, bahwa Dialah yang mestinya yang paling kita sukai dan
cintai dari apa dan siapapun. Sesudahnya dada kita akan terasa lega dan lapang
tiada terkira.
Komentar
Posting Komentar