Setiap iman saya lagi kosong, atau ketika Tuhan lagi tak terasa hadir dalam diri saya, maka ada saja yang membuat saya terperangkap dalam maksiat. Misalnya saya begitu malas untuk melakukan sholat. Rasanya tak ada panggilan di hati untuk melakukannya. Atau lagi emosi saya jadi kambuh. Jadi mudah tersinggung. Mendadak apapun bisa jadi masalah bagi saya. Terutama biasanya setiap mendengar ocehan isteri saya. Saya menjadi jengkel. Lalu membalasnya dengan sinis bahkan kasar. Sama sekali tak ada unsur tawadhu dalam diri saya. Bawaan saya jadi sensitif. Hati ini jadi rewel. Singkatnya diri saya menjadi tak beres. Disitu saya semakin yakin, Bahwa iman itu betul betul menyelamatkan. Diri saya terasa hidup dalam pemeliharaan Tuhan. Jadi terhindar dari sifat sifat dan kebiasaan buruk. Baik secara zahir maupun bathin. Tapi ketika tanpa iman, Tuhan rasanya membiarkan saya terlempar tak tentu arah. Terjebak dalam carut marut hidup tanpa kendali.
Wawasan, renungan dan pengalaman spiritualku seputar Islam, iman, ihsan, Tuhan dan seputarnya